Thursday, November 10, 2016

RITUAL MEMINTA HUJAN DI GAYO LUES

RITUAL MEMINTA HUJAN DI GAYO LUES

RITUAL YANG KEMBALI DILAKUKAN SETELAH TAHUN 1980an-Puluhan warga masyarakat di Desa Penosan dan sekitarnya, Hari Senin 3 Oktober kemarin hadir untuk mengikuti ritual meminta hujan, sebuah ritual yang terakhir kali dilakukan di tahun 80 an. Kaum ibu dan bapak, kaum muda sampai anak-anak, pemerintah,TNI dan Polisi, semua berkumpul untuk memohon kepada Sang Pencipta agar diturunkan hujan.

RITUAL MEMINTA HUJAN DI GAYO LUES

Mereka harus melakukan ini karena musim kemarau yang berkepanjangan, sungai mengering, sawah tidak bisa ditanami. Bagi mereka ini suatu hal yang penting, terutama bagi mereka yang menggantungkan hidupnya dari ketersediaan air untuk sawah, ladang, dan kebutuhan sehari-hari. Maka bagi mereka, kelestarian hutan adalah faktor penting untuk bertahan.

Hari itu, ibu-ibu memasak makanan mirip dodol yang disebut gelamin yang kemudian di makan bersama-sama. Kaum bapak dan pemuda turun ke sungai membendung aliran air yang debitnya kecil lalu mengarahkan alirannya menuju persawahan. Anak-anak yatim diundang, Tokoh adat lalu memimpin doa, mengakui bahwa mereka hanya hamba yang penuh dosa. Mengakui kepada Pencipta bahwa dosa-dosa yang mereka perbuat termasuk dosa memperlakukan alam adalah salah satu penghalang turunnya hujan.

RITUAL MEMINTA HUJAN DI GAYO LUES

RITUAL MEMINTA HUJAN DI GAYO LUES

Kemarin di Kaki Gunung Leuser, LESTARI turut terharu dan bangga menyaksikan sebuah ritual yang sejatinya adalah refleksi tentang kesadaran bahwa kita sebagai manusia harus memperlakukan alam dengan cara-cara yang telah diatur demi menjamin keberlanjutan.



Post a Comment

Start typing and press Enter to search